18 October 2013

Sunday, 6th October 2013
Wisuda STT RRI Malang Angkatan ke-3..
Ehmm, terlalu banyak cerita untuk hari ini..
Sampe bingung mau nulis apa, haha..
Sampe ON FIRE in two coLours..
--- RED ---
and
--- DUSTY PINK ---
Hanya canda tawa dan suka cita yg menghias hari ini..
Sungguh ramai..
Sungguh riuh..
Sedikit Déjà vu untuk 2 tahun yg lalu..
Orang tua..
Sahabat..
Juga kamu..
Terima kasih atas kasih sayang kalian padaku..
Terima kasih untuk yg telah hadir menemaniku..





15 October 2013



Senin, 02.09.13

Hmm, masih terasa sesak kemarin malam..

Bukan lagi sengit, sakit atau pahit

Tapi hampa..

Lalu terisak,

Seharusnya mata ini menyipit dengan mulut terbahak..

Tapi terlalu letih untuk beranjak..

Tak ada semakhluk yg mendongkrak..

Aah, sudahlah..

Aku sudah terlalu biasa untuk hal seperti ini.. :’)

12 October 2013


Kamis, 28.02.13
Pagi ini..
Embun sisa hujan kemarin masih nampak..
Menempel disela-sela pelindung kepalaku..
Masih terasa canda tadi malam..
Meski sebentar, namun terasa lama..

Siang ini…
Si embun telah teruap matahari..
Membekas tak punya arti..
Dan kini matahari terik sekali..
Meski sebentar, namu terasa lama..

Malam ini..
Si embun sudah pergi..
Kembali hilang..
Hanya terasa dingin menyelimut tulang..
Tertusuk masuk ke belulang..
Meski lama, namun terasa sebentar..



08 October 2013

Hari ini, untuk yang ke-68 kalinya Indonesia ku mengibarkan bendera kemerdekaan di tiang tertinggi.
Merah-nya dengan berani, Putih-nya suci.
Berduyun-duyun ku lihat adik-adik memakai topi, berseragam putih-putih, bersepatu hitam, mereka menapaki jalan setapak demi setapak dengan satu tujuan. Ya, tentu saja ke stadion Lawang untuk melaksanakan upacara 17 Agustus.

Sekilas pikiranku melayang entah dua atau tiga tahun yang lalu. Aku berdiri disudut lapangan, berjajar rapi bersama teman-teman. Menatap gagahnya Sang Saka teriring ke ujung tiang dengan lagu kebangsaan Indonesia, Indonesia Raya. Khidmat slalu ku lalui upacara ini sambil membayangkan betapa ricuhnya dulu saat Merah-Putih ini belum berkibar. Dan slalu saja mata ini basah saat mulut berucap dan telinga mendengar lagu Syukur melantun.

“aduh lapo se upacara barang, panas ilohh”
“iyo jane enak ndek omah yo, haha”

Anganku seakan terhempas hilang oleh kalimat itu. Hati ini serasa dongkol.
Hei, aku saja ingin sekali menjadi salah satu dari mereka yang berjajar disana.
Aku saja ingin sekali melantunkan lagu kebangsaan disana.
Ingin sekali memasang Sang Saka ditiang itu.

Hei, kamu gak ngerti betapa panasnya mereka terdahulu  ingin mengibarkan Sang Saka.
Kamu gak ngerti betapa gak enaknya hidup dibawah kaki Negara lain.
Betapa banyak raga tanpa nyawa saat NKRI HARGA MATI.!!

Ayolah teman, mari kita berbondong mengibarkan Sang Saka.
Ayolah kawan, biarkan Berani dan Suci bebas diatas sana.
Ayolah sobat, biarkan rasa cinta ini bukan hanya untuk sesama tapi juga untuk Tanah Air ini. Biarkan darahnya mengalir pekat ke setiap mili tubuh ini. Biarkan rasa NASIONALIS, bukan idealis atau rasional, itu tumbuh subur dalam relung jiwa hingga mengurat cekat.

Tapi..
Ah sudahlah..
Mereka yang sudah diatas saja hanya diam berpangku tangan menikmati harumnya kertas merah itu.

07 October 2013

Bukan wajah baru yang aku lihat.. Bukan sosok asing yang nampak..
Tapi aku bisa merasa semaangat kesuksesan besar..

Ruang tamu itu lambat laun penuh dengan  mereka yang datang..
Hai? Gimana kabar? Eh, long time no see yaa..
Sapaan biasa yang aku dengar..
Hayoo kamu sama sapa? Loh eh pacarmu ganti yo?
Aah, yang ini juga udah biasa..

Lama sudah kita terbahak dengan memory yang tertancap di otak masing-masing..
Dengan logat yang sama.. Canda yang sama.. Juga gelak yang sama..

Kita bukan lawan yang saling menjatuhkan.. Juga bukan sekedar kawan yang selalu ada..
Kita SAUDARA..
Yang selalu mengangkat bangkit yang jatuh..
Yang saling menyokong saat kita telah kuat tanpa mengeruk kekuatan yang telah ada..

Hei, tentang obrolan yang kemarin..
Dokter Gigi.. Dokter Umum.. Dokter Hewan.. Konstruktor.. Arsitek.. Investor..
Administrator.. Akuntan.. Bidan.. Perawat..

Ya, ini tentang Rumah Sakit..
Sebuah keinginan yang akan kita capai bersama..
WUJUDKAN.. Ayo KITA RAIH..!!
Jadikan ini BUKAN SEKEDAR OBROLAN KEMARIN SORE..
Tulis cita mu lalu tempel di lemarimu..
Agar bisa membacanya..
Agar bisa kau mengingat akan tujuan kita..

Bukankah Rumah Sakit itu tak pernah mati..
Minimal, RS Bersalin lah..
Selama kaum adam dan kaum hawa masih ada, aku YAKIN RS Bersalin gak akan pernah sepi..
Hahaaagz..

Salam Sukses.. See you next time.. J

03 October 2013

Inilah hidup, segala sesuatunya datang dan pergi. Seharusnya kita bersyukur Tuhan telah mempertemukan kita, memberi kenangan indah. Daripada tidak sama sekali.

Lalu setelah ini kita akan terus bersama. Terserah bagaimana mereka akn memandang kita, atau bahkan menendang kita.Cukup kita yang tahu rasanya.
Rodeo Putra

Karena cinta itu seperti buah apel. Gigitan pertama tak selalu manis.
Karenina Aurora


“Nduk, besok itu tidak pernah ada” 
Bu Tiwi

Bukan seperti aku..
Ya, kau memang sering ke rumahnya..
Kau memang sering bertemu dengan keluarganya..
Tanpa tahu bahwa kau pernah punya cerita dengan anaknya..
Sampai mereka benar" tahu siapa namamu..
Membiarkanmu masuk tanpa ragu..
Duduk berdua didepan layar berwarna.. 
Entah apa yg kalian bicarakan..

Ya, bukan seperti aku..
Aku hanya orang yg baru setahun ini kau kenal..
Seingatku juga, baru 3-4 kali kau duduk diruang tamu ku..
Itu pun TANPA bertemu dengan keluargaku.. 
Hanya sekali kau berkata siapa namamu..
Bagaimana bisa kau permasalahkan Kakekku yg berkata “Dik.??”, panggilan untuk lelaki yg kini punya teman perempuannya sendiri..
Jangankan kamu, sepupuku sendiri yg sering ke rumah terkadang juga dipanggil “Dik”

Aku gak tahu, apa aku ini yg terlalu mencampuri urusanmu..
Atau aku ini terlalu percaya pada firasat" yg jadi pemikiran burukku dan akhirnya memang TERJADI..

Tapi ya sudahlah..
Kau masih menyayangi perempuan yg dulu kekasihmu itu..
Kau masih selalu ada untuknya..
:’)

NB: gunakan font justwaitandsee ---> very cute font

Categories

Blog Archive

Instagram

Popular Posts

Viewers