29 July 2017

Pengalaman Mendaki Gunung Saat Haid : Big No!

Jeng jeeng 😊 Hai Walkers! Sebagai seorang perempuan, menstruasi atau mens / 'tamu bulanan' / 'dapet' / haid adalah hal yang lumrah yang dialami perempuan setiap bulan. Biasanya, perempuan akan mengalami Pra-Menstruasi Syndrom (PMS) dimana rasanya itu berbeda-beda. Ada yg PMS itu cepat marah, ada yg suka makan, ada yg bagian boobs atau pinggang nya sakit, ada yg jerawatan, dll


Sedikit cerita saat perjalanan ke Gunung Prau. Padahal haid bulan kemarin sekitar tanggal 20-an, eh ini molor datangnya (faktor puasa & faktor lelah banyak pesanan catering). Awalnya sempat menebak, jangan-jangan bisa haid pas di gunung nih? Dan ternyata IYA! Ditengah malam, ditengah perjalanan Gunung Prau, tiba-tiba merasakan sesuatu keluar. OMG!!

Hmm, mendaki saat dapet itu GAK ENAK BANGET, Walkers, karena:
1. RIBET
Saat ganti pembalut itu sangat super duper ribet! Harus cari tempat persembunyian yg aman. Pembalut kotor juga harus dibungkus dengan baik dan benar agar aman saat dibawa turun.

2. STAMINA MENURUN
Beda dengan biasanya, saat haid jelas tubuh kekurangan darah meskipun darah yg keluar itu hanya hitungan mililiter (ml), tapi tetap saja hal ini mempengaruhi kondisi tubuh. Paham kan, mendaki itu butuh kekuatan fisik yg lebih?

3. SULIT KONTROL EMOSI
Kalau lagi haid aku biasanya rewel Walkers. Suka sebel kalau ada sesuatu yg gak sesuai dengan hati. UNTUNGNYA, kemarin itu gak rewel. Mungkin karena suasana fun, temen-temen pada asik asoy geboy, jadi seneng aja bawaannya 😂

4. BISA DIIKUTI HEWAN BUAS
Hewan buas (karnivora) mempunyai indra penciuman yg cenderung tajam. Bau darah haid bisa memancing predator untuk mendekat. Aku pernah lihat acara NatGeo kalau Komodo bisa mencium darah pada jarak 2km. Aku juga pernah pas lagi haid ke rumah temenku yg punya ular. Pas aku duduk lesehan, ularnya itu muter-muter terus disekitar pinggang. Bayangkan kalau yg mendekat itu harimau kumbang yg lapar? Buseeeett, serem ah. #lebay

5. BISA KESURUPAN
Badan lelah, perut yg mungkin keroncongan, dan perjalanan yg masih panjang bisa membuat kita 'blank' alias kosong. Hal ini yg disinyalir lebih mudah membuat makhluk gaib untuk merasuk ke tubuh orang tersebut. Ada yg percaya kalau perempuan yg sedang haid lebih mudah dirasuki karena ada hal kotor yg disukai makhuk gaib.

6. BANGUN LEBIH PAGI
Rombongan kami menginap semalam di basecamp Prau sebelum esok paginya explore Dieng. Pagi itu dingin banget, tiba-tiba aku merasakan 'banjir' datang, aku langsung bangun, cepet-cepet ambil pembalut terus ke kamar mandi daripada tembus kan malah malu-maluin. Astaga airnya DINGIN PAKE BANGET! Pas lihat termometer, ternyata suhunya adalah.. .. .. 5°C saudara-saudaraaa 😨 Harusnya bisa tidur nyenyak kan?

Kadang suka bingung melihat mereka (oknum perempuan) yg sudah tau kalau mereka haid, tapi tetap maksa ikut. Bukan yg tiba-tiba haid digunung lo ya.

Ya pokoknya, sebisa mungkin aku menghindari mendaki gunung saat haid. Selain itu gak nyaman buat aku pribadi, aku juga gak ingin merepotkan teman serombongan, kasian mereka toh? Mending aku menunda jadwal pendakian daripada harus memaksa diri mendaki saat haid and better if I stay at home 😂

Saran : Utamakan keselamatan diri, mendaki saat haid bisa membahayakan nyawa, merepotkan diri sendiri dan merepotkan teman rombongan. Jangan egois maksa ikut summit, ingat GUNUNG GAK PINDAH! Bisa 2, 3, bahkan 5X balik ke gunung, TAPI nyawa kita cuma satu!
    So, be smart and safety hike!


Oh ya, jangan lupa tonton video Perjalanan ke Gunung Prau via Dieng


0 comments:

Post a Comment