26 January 2019

Hanya Tulisan Pelipur Lara : 2

Apa artinya mendaki jika tak mampu menyerap semangat serta nilai-nilai yang diajarkan oleh alam pada kehidupan sehari-hari?
- Gitanjali -

Kalimat ini rasanya cocok sekali untukku. Sudah seminggu berlalu, tapi aku masih belum bisa bangkit dari kerapuhan yang mendera. Sungguh ini menguras pikiranku, yang akhirnya berujung pada raga yang ikut-ikutan merajuk.


Jujur aku benci dengan keadaan seperti ini. Aku nggak suka. Hampir setiap saat, ketika sedang sendiri, tak ada sesuatu yang bisa dikerjakan, atau bahkan saat beraktifitas santai pun, telinga ini terngiang-ngiang, menggaung-gaungkan kabar akan dirinya lalu menjadi racun perusak tubuh, tubuhku.

Ingin saja ku sambit, lalu berteriak, 'Hei, rasa! Pergi jauh dari diriku! Enyah saja sana! Baik kiranya aku tak merasa akan hal ini!'.

Sungguh telah menjadi racun yang membabi-buta, mematikan segala indera ku, juga hatiku. Bahkan untuk tersenyum pun itu bagai mencari jarum dalam jerami, sulit!


Kutipan Gitanjali seakan meledekku, haha, percuma mendaki ribuan meter diatas permukaan laut kalau masih tak bisa berdiri tegak ketika diterjang masalah.

Mendaki mengajarkanku bahwa HIDUP ITU PERJUANGAN! Ketika ada sebuah keinginan / cita-cita yang terhambat / belum terwujud, ya jangan berhenti. Terus berlari. Jangan berhenti untuk memperjuangkan keinginanmu. Ikhtiar. Jangan berputus asa dalam usaha dan doa.

Aku paham sekali akan makna itu, tapi... ah sudahlah... 😭

Sebenarnya aku turut sedih mendapati diriku yang seperti ini. Tanpa aku sadari, diri ini hidup tanpa kepercayaan diri dan mulai hilang arah. Aku hanya berdoa agar tak tersesat dan segera bertemu dengan rasa yang ku beri nama semangat hidup.

.

0 comments:

Post a Comment