31 December 2015

Peraturan Aneh di Ranu Kumbolo

Shubuh itu, aku sudah beranjak dari kasurku. Sudah sholat, bahkan sudah mandi plus keramas melawan dingin dipagi itu. Cek ini itu memastikan tidak ada yg tertinggal, memakai baju mbolangku, siap untuk dijemput sama Abang. Jam 5.15 pagi, Abang mengetuk jendela kamar kos ku, lalu aku jinjing carier, helm dan sebotol aqua 500ml menemuinya di teras.


Sedikit bongkar carier untuk bagi-bagi berat bawaan, segera ku sandang carier Consina Extraterrestrial 60L warna hijau itu, angsung cuz menuju Ranu Kumbolo. Ya inilah destinasi penutup tahun 2015 kami pilih. Sepanjang perjalanan kami semangat bercengkrama mengingat dinginnya Ranu Kumbolo tahun lalu, mengingat saat aku meninggalkan Abang dilereng Mahameru karena aku disuruh Abang jalan duluan, dan setelah aku tertatih mendaki ternyata Abang ketiduran di lereng, dan aku sendirian, haha..

Sampailah di gerbang Selamat Datang di TNBTS, yang pertigaan kalau pilih arah kiri menuju jalur Jarak Ijo, jalur yang amit-amit aku lewati lagi jika bermotor. Ada 2 orang penjaga TNBTS menghentikan laju motor kami.
Petugas : "Silahkan diparkir disini mas motornya"
Aku : "Loh pak, ke Ranu Pane kan masih jauh, bukannya parkirnya di Ranu Pane yah?" tanyaku bingung.
(P) : "Ada perubahan peraturan baru mas mbak, jadi sekarang harus diparkir disini"

Astaga, Ranu Pane masih jauh dan kami harus berjalan mungkin sekitar 2-3 km atau mungkin lebih dari 4km dengan jalan beton yg menanjak. Peraturan macam apa ini!? tapi gak apa, kami sudah membulatkan tekat untuk menuju Ranu Kumbolo. Setelah sampai di Ranu Pane, kami langsung mengikuti briefing, lalu dilanjutkan perjalanan ke Ranu Kumbolo. Yeeeyyy, akhirnya aku bakal ke Ranu Kumbolo lagi!! Well, trial my new Hi-Tec hiking shoes.

Ditengah perjalanan, tiba-tiba hujan gerimis, aku terperosok menginjak ranting. Kaki kiriku sakiit sekali, saat aku melihat ke arah kaki, Omaigaat!! kaki ku berdarah parah. Sepatu Hi-Tec baru ku seharga Rp 1.4xx.xxx 'jebol' cuma gara-gara terperosok dan menginjak ranting!? bahkan rantingnya mampu menembus sol Hi-Tec itu. Ya ampun sepatu model apa ini...!!! Aku emosi sekali.

Lalu entah darimana datangnya ada seorang laki-laki berpakaian dokter memeriksa kakiku. "Mbak lebih baik turun aja, lukanya parah mbak" kata dokter itu. "Enggak pak, kurang dikit lagi sampai" Aku juga bingung, sejak kapan Ranu Kumbolo menyediakan dokter apalagi ditengah-tengah perjalana Ranu Pane-Ranu Kumbolo. Haduuh, sumpah aneh banget.

Aku bersikeras ke Ranu Kumbolo meski kakiku luka, aku menyemangati diri sendiri meski berjalan dengan kaki terpincang-pincang. Selangkah demi selangkah, makin jauh berjalan makin sakit pula kaki ini. Aku coba memeriksa kaki kiriku, dan saat aku melihat, astaga! aku tak percaya. Luka itu berubah menjadi biru, ungu, atau hampir hitam, membusuk! Aku menangis. Abang bingung dengan keadaan kakiku yang memburuk, bahkan sangat buruk bagiku. Seseorang menepuk bahuku dan berkata "Mbak lebih baik turun, berobat dulu ke rumah sakit, kaki mbak parah" alangkah kagetnya aku ternyata dia adalah dokter yang tadi.

Aku menagis, aku memejamkan mata takut entah apa yg terjadi selanjutnya. Setelah sedikit tenang, aku membuka mata dengan perlahan. Cahaya lampu putih menyilaukanku, aku berpikir pastilah aku sudah disalah satu kamar rumah sakit terdekat. Ruangan itu tampak tidak asing lagi, dengan cat tembok biru dan lemari hijau di sudut kanan, seperti kamar kos ku. Aku menoleh ke kiri, ada Ella, teman sekamarku yg masih tertidur pulas disampingku.

Aku mengumpulkan nyawaku perlahan, mecoba memahami apa yang terjadi. MasyaAllah, ITU TADI HANYA MIMPI!! tapi serasa beneran Walkers! saat bangun pun aku masih bisa merasakan kakiku yang 'cenat-cenut'. Alhamdulillah ternyata cuma mimpi, aku mengelus dada. Adzan Shubuh berkumandang, aku benar-benar sadar dan beranjak dari kasur, sholat dan tentu saja aku menghiraukan mimpi aneh itu karena memang aku mau ke Ranu Kumbolo sama Abang.

Das des set set wet, sampailah kami di Ranu Pane, the real Ranu Pane, tidak seperti dimimpi. Setelah briefing kami menuju loket untuk administrasi daaaaann antri banyak banget. Beberapa orang kelimpungan sana-sini, setelah di cek ternyata permasalahannya adalah SURAT SEHAT! Sekarang surat sehat harus asli, gak boleh fotokopi atau scan. Jadi kami dan beberapa pendaki lainnya harus ke Puskesmas terdekat, yaitu di Tumpang, hanya untuk surat sehat. itu butuh waktu kurang lebih 2-3jam pulang pergi. Huhuu, syediiih... Bad mood lah aku.


Yaa, daripada membuang waktu, belum lagi perjalanan Ranu Pane-Ranu Kumbolo yang harus menyiapkan tenaga extra ditambah aku badmood, kami pun memustuskan ke Pantai Balekambang (klik aja) yg belum pernah aku kunjungi. Haha, dari 2.100 mdpl terjun bebas ke 0 mdpl.

Sampai di Balekambang jam 2 siang, Abang membuka obrolan dengan kediamanku selama 3 jam perjalanan Ranu Pane-Pantai Balekambang. "Sebener e aku juga udah firasat, kemarin malem aku mimpi memikul carier yang berat banget, sampai bangun pun pundakku pegal-pegal. Kata aris aku salah tidur, padahal aku tidur e biasa" ungkapnya lirih, mungkin sumpek juga lihat aku yg dieeeem terus. "Loh iya kah Bang? Aku lalu menceritakan mimpiku tadi pagi" Ok fix, tahun 2015 ini gagal Ranu Kumbolo untuk yg ketiga kali.

Oiya, perlu digaris bawahi, judul "Peraturan Aneh di Ranu Kumbolo" ini yang di mimpiku ya (yg disuruh parkir di gerbang itu loh), jangan salah sangka, bukan soal surat sehatnya yg aneh. Surat sehat emang PENTING bagi seorang pendaki, selain memastikan bahwa tubuh dalam kondisi prima, surat sehat bisa untuk klaim asuransi bila sesuatu yg buruk terjadi (#naudzubillah , berangkat sehat, pulang selamat) Amin. Cuma kemarin rada males aja antri di Puskesmas sebelum berangkat, alhasil gagal RaKum deh. Jadi, gak ada salahnya kluarin kocek Rp 10.000,- untuk cek kondisi di Puskesmas kan Walkers.

Well, Walkers! Tak selamanya gagal itu menyakitkan, memang awalnya sakit, tapi akhirnya jauh lebih manis. Akhirnya aku bisa mampir ke Balekambang (klik aja), pantai yg sudah lama ingin aku kunjungi untuk pertama kali, haha. Allah SWT sayang padaku dengan menunjukkan mimpi itu, aku juga gak ambisius untuk ke Ranu Kumbolo karena memang gak pingin memaksakan, apalagi cuma 2 hari 1 malam. Seperti kejadian sebelumnya yg aku gagal Ranu Kumbolo, ditunjukkan dengan bocornya beras yang kami beli yang akhirnya aku camping di Ranu Regulo.

So, tetap berlapang dada, Allah SWT sudah menyiapkan rencana yg lebih indah Walkers!.

"Naik gunung itu seperti orang naik Haji.
Apabila belum ada panggilan nggak akan bisa kesana" 
- Gepeng

Ditutup dengan Pantai Balekambang : Pejalan Kaki Ichii Holmesz

Yuhuuuu, Year end Walkers!! yang suka mbolang, suka blusukan, suka 'ndaki', atau pun yang suka 'mantai', kalian kemana nih menghabiskan akhir tahun? My partner in crime and I, sebenernya bakal bermalam di Ranu Kumbolo, tapi karena alasan tertentu akhirnya batal a.k.a nggak jadi ke RaKum, hiks. Jadilah kita putar arah, turun dari Ranu Pani 2.100mdpl langsung meluncur ke 0 mdpl. Omaygaaad.. Melanglang buana dijalanan. Berangkat dari kos (Soekarno-Hatta, Malang) jam 6 pagi, jam 8 kurang sampai di Ranu Pani, jam 10 turun ke 0 mdpl.


Tau dong 0 mdpl itu apaaa... beach beach!, so which beach that we choose? I say "A beach that I never there" Oke runding berunding, go to one of iconic place of Malang, Balekambang Beach. Why? Haha, selama 22th belum pernah yg namanya mampir ke pantai ini, padahal pantai sebelahnya tuh udah macam Kondang Merak,Sendang Biru, Goa Cina, S*mpu (a few years ago), dll. So so, jadi jadiiiii gak kagok kalau ditanya temen dari luar kota tentang salah satu pantai yang jadi ikon wisata Malang ini.

Sampailah kita di Balekambang, merogoh kocek Rp 27.000,- untuk 2 orang+parkir 1 sepeda motor untuk tiket masuk, weeeeeeerrr aspalnya sampai pantai Walkers jadi mobil, elf, bison, mini bus, bahkan bus besar macam Nusantara bisa langsung parkir pinggir pantai, pantainya ruwameee pake banget ditambah lagi ada penginapan disitu. Setelah parkir motor cuz jalan cari tempat buat camp, berdirilah tenda biru (#bukan lagu loh ya) yaak yak, seperti biasa buka tenda, buka carier, obrak abrik ambil sleeping bag, molor dah, hahaa..

Well, sore hari kita langsung cekrak cekrik cari sunset and angle untuk nambah koleksi foto kita, eh lebih tepatnya koleksi fotoku. Setelah puas foto sunset, langsung balik ke tenda buat masak, laper cui..


Makanan kita kali ini pake yg instan-instan nih, eits, tapi bukan mie instan yah, udah 'mblenek' makan yg namanya mie instan kalo nge.camp, haha. Kita bawa RANSUM TNI, atau umumnya itu dikenal dengan makanan yg dibawakan untuk prajurit TNI yang mau perang atau latihan atau apalah ya itu namanya. Ransumnya ada macam-macam paket nih, persis pas kita ke KFC atau Mc.Donald ada menu Panas, menu Puas, dll. Ransum ini ada ransum A,B,C,D,E isinya juga beda-beda. Kita pilih yg Ransum D, isinya Ikan bumbu kemangi, Semur daging sapi, Gudeg, Fruitcoctail, dan 2 minuman serbuk rasa jeruk+mangga dan blackcurrant. Semuanya dikemas dalam kaleng, kalau mau makan gampang kok tinggal masak air masukkan kaleng ransum ke air panas itu. Tinggal makan deh (๑‵●‿●‵๑)

Jangan lupa follow instagram @ICHII_HOLMESZ

Soal rasa aku cocok sama ransum ini, ditulisannya "Tidak mengandung bahan pengawet dan MSG" pertama baca jelas aku gak percaya, setelah nyoba, ulalaaaa aku suka ransum ini. Kenapaaa?? Karena lidahku ini sudah sensitif sama yg namanya micin, msg, dan teman-temannya karena sejak kecil nenek+ibu gak pernah masak pakai micin/msg kalau untuk dimakan dirumah jadi sekalinya makan yg ada micin/msg pasti aku langsung kerasa dilidah rada-rada puret aneh gimana gitu. Tapi di ransum ini aku cuma nemuin rasa asin, manis dan gurih persis kayak nenek+ibu masak, dilidah juga aman-aman aja, santaaaap.. Nyamb nyaamb.. (๑‵●‿●‵๑)


Perut kenyang, badan capek, apalagi kalau gak bobok. Jam 8 malem kita udah 'mapan' ditempat buat tidur, tapi gak bisa langsung tidur nyenyak, ombaknya gede Walkers apalagi yg camp cuma aku. Bolak-balik kebangun karena inget camp terakhir dipantai ada badai, kita bobok sambil siaga gitu deh #loh. Sekitar jam 11 malam, lautnya ternyata aman-aman aja meski ombak gede plus gerimis tipis-tipis. Boboklah kita sampaaai jam setengah 6 pagi. Dini hari aku kebangun karena haus, aku udah denger suara-suara yg aku kira itu suara mahkluk halus #parno sampai ada suara "tot tot" suara bel sambil meneriakkan "cilok e monggo mas, murah". Uwaduuuh!? aku buka tenda, lihat keluar, daaaan tadaaaa ruwame muda-mudi, aku langsung lihat jam, "what!? ini jam setengah 3 pagi". Entah apa yg mereka lakukan yg jelas aku lega karena banyak orang disitu dan aku bisa bobok nyenyak ♪♪┌(∵)┘♪└(∵)┐♪

Yoo, sunrise is coming! Cuci muka langsung cuz foto-foto lagi dah.. Ini dia penampakannyaaa. . . .


Ini foto dijembatan yg menuju Pura..


Foto ini lagi sandaran ditempat yg menyediakan flying fox. Kalau kalian mau coba bisa merogoh kocek Rp 25.000,-/orang.


Daaan, setelah beberapa saat duduk disini, sekitar jam 6 pagi dari jauh kita lihat rombongan lumba-lumba yg mungkin lagi cari makan ya, lompat-lompat gitu. Aaaw, alhamdulillah bisa lihat salah satu hewan cerdas ini langsung di alam bebas. Oia, aku juga nemuin hewan Bulu Babi loh.


Kita jalan sedikiiit, sampailah kita di Pantai Religi Sumur Pitu dan Pantai Jembatan Panjang. Aku rada bingung mana yg disebut Sumur Pitu, yang jelas Pantai Jembatan Panjang ini pantai yg ada jembatan panjang yg terputus.


Itu jembatannya dibelakang, kliatan gak yah??


Well, ada yang mau ke balekambang? Atau udah pernah kesini. Let's share our journey, Walkers!
Jangan lupa follow instagram @ICHII_HOLMESZ

29 December 2015

[REVIEW] Softlens Gel Hijab Grey

Haloo, Desember! Hai Walkers, setali tiga uang dengan postinganku sebelumnya about Mirabella Colorfix Lipstick, aku lagi cari-cari softlens nih karena mau datang ke wisudanya Kak Pirin. Secara gitu ya, softlens tuh pasti menunjang tampilan puls plus jadi makin beda n' cetar di wajah, hahaa #lebay.

Yes, I am back with GEL softlens!. Wew wew, merk GEL lagi nih.. =3 soalnya mataku udah cucok deh sama merk yg satu ini. Setelah kemarin review belo' nya Gel Yogurt dengan motif polos alias baby eyes yang bikin mata makin unyuw unyuw, sekarang aku mau pilih softlens yang terlihat lebih elegant untuk acara wisuda, hihii. Siapakah diaaaa?? Here we are . . . . aku menjatuhkan pilihan GEL HIJAB.

PACKAGING
Untuk packaging softlens ini sama persis seperti softlens Gel lainnya, yaitu kardus putih dengan motif warna-warni di bungkusnya. Coba cek aja Gel Universal kemarin atau Gel Winter, sama semua kan ya? Ini nih kelemahan produk GEL, bungkus softlensnya sama semua. Kalo gak jeli di penjual/suppliyer/distributor bisa salah kirim nih. Softlens dibungkus blister plastik seperti softlens lain pada umumnya.



Gambar brosur GEL HIJAB:


GEL HIJAB
Made in Korea
Manufactured by Gel Manufacturing
B.C 8.8
Diameter: 14.50mm
Water: 55%
Color: Grey, Green, Blue, Brown, Violet
Ready: Normal
Pemakaian: 6 bulan

Don't forget to follow my instagram @ICHII_HOLMESZ


PATTERN
3 tones colors, love it! Hehe, entah kenapa akhir-akhir ini suka softlens baby eyes dan 3 tones. Pattern-nya mirip Gel New Dubai yah, sama-sama 3 tones colors, cuma kalau menurutku Gel Hijab WARNANYA LEBIH SOFT jadi lebih natural kalau dipakai.

Penampakan softlens dengan dan tanpa flash


Atau mungkin lebih mirip dengan EOS CAT EYES Grey yaah..

COMFORTABILITY
This softlens is comfy! Ya ya ya, meskipun softlens dari Gel ini berkadar air tinggi, tapi aku nyaman loh pas pakai Walkers, bisa tahan sampai 6-8 jam TANPA tetes mata. Padahal softlens lain dengan kadar air tinggi, dipakai bentar aja udah bikin mata merah, pedes gitu. Jadi softlens nyaman atau enggaknya tuh juga tergantung si pemakai yah. Contoh: Saat aku pakai Sky Soul Baby Eyes (KA: 55%) baru juga 15 menitan dipakai udah pedes dimata, padahal itu unyuw kan, gede dimata. Sempet sebel karena gak bisa pake yg merk Sky Soul Baby Eyes, tapi sekarang gak perlu bingung, karena merk GEL menyediakan bejibun softlens Baby Eyes, ex: Gel Ice Cream, Gel Yogurt, Gel Macaron Black

Ini dia penampakannya :


Foto dibawah ini saat aku menghadiri wisuda:


 LIKE
1. Harganya terjangkau, cuma Rp 50.000
2. Nyamaaaan bangeeet di pakenya.
3. 3 tones colors, so our eyes will get a natural look.

 DISLIKE
Kalau sebut merk GEL udah gak ada dislike-nya, LIKE semua dah!!


Don't forget to follow my instagram @ICHII_HOLMESZ

22 December 2015

Mirabella Colorfix Lipstick 50 [REVIEW]

Hai Walkers!! Udah akhir tahun 2015 aja nih yee. Well, sekarang aku bakal review salah satu lipstik produksi Mirabella Cosmetic aku pilih jenis matte lipstick yang emang tahan lama. Kenapa pilih lipstik ini? Hehe, pada dasarnya aku emang suka lipstik matte yah, terus ke toko kosmetik niatnya beli mascara, eeeh mascara nya nggak ada alias masih kosong. Iseng-iseng cobain macam-macam testernya lipstik yang dipajang di toko, yaaahh, kecantol deh sama Mirabella Colorfix Lipstick.

PRICE
Harga lipstik ini murah ya, cuma Rp 39.000,- di toko tersebut.

PACKAGE
Kemasan Mirabella Colorfix Lipstick ini dikemas warna ungu, hihi, jadi inget "ungu warna janda" apa iya sih? Dibungkus dengan box warna ungu kombinasi putih dengan gambar mata dan bibir.





Dibagian samping kardus terdapat keunggulan dan cara penggunaan Mirabella Colorfix Lipstick. Pas baca sedikit menggelitik dengan kalimat "Tidak menempel pada gigi, gelas, dan si Dia" loooh?? si Dia? You know what that mean #LOL



SHADE
Ehm, shade Mirabella Colorfix Lipstick ini hampir semua merah yah, jadi sempet bingung pilih yang mana apalagi aku suka banget warna merah. Pingin pilih yg kecoklatan/maroon tapi jatohnya wajahku terlihat lebih mature, nggak nyaman juga sih, ya syudaah, cuz pilih shade Nomor 50 merah merah gimanaa gituu. Sekalian dibuat ke acara wisudanya Kakak Pirin, haha..




TEXTURE
Tekstur Mirabella Colorfix Lipstick ini matte dan mudah di aplikasikan ke bibir. Warnanya juga pigmented alias menutup warna asli bibir saat pertama kali poles. Gampang banget deh pakainya :) nggak sulit soalnya lipstik ini nggak kering-kering banget. Aku rasa lebih gampang poles ini daripada pakai WnW Megalast. Seperti biasa, untuk kalian berbibir kering kalau bisa gunakan lip balm atau scrub bibir dulu agar hasilnya lebih smooth (halus).




SWACTH
Sooo check this out Walkers! Bibirku saat memakai Mirabella Colorfix Lipstick shade 50. Close up!


Waailaaaa.... inii dia penampakan dibibirku dan adikku..


Dan ini saat aku menghadiri wisuda (indoor)

LIKE
- Nggak kering pas dipakai
- Harganya terjangkau
- Hasilnya pigmented
- Tahan lama (selama gak makan aneh2)

DISLIKE
- Warna shade yg hampir semua sama, jadi kalau mau koleksi mubadzir juga sih kalau lipstik warnanya sama semua, huhu..
- Berasa berat dibibir
- Pas lagi makan onde-onde eeh, ternyata ninggalin bekas lipstik di onde-ondenya, haha.