23 October 2016

Part 2 : Pendakian Merbabu via Kopeng Cuntel - Selo

Tanggal 18 Oktober 2016
Jam 05.30 WIB. Aku terbangun dari tidur lelapku. Benar-benar lelap hingga tak bermimpi bahkan tak merasa apapun selama tidur. Tendaku mulai terang atas mentari pagi itu. Aku melihat Abang dan Doni masih berada di pulau kapuk, begitu pula dgn Hanes dan Kemprot. Hawa tak terlalu dingin, aku keluar dari tenda memastikan sekitar. Dan… Allahu Akbar. Ditemani hangat mentari pagi, aku bisa menyaksikan langit biru jernih, awan putih dan samar-samar wajah rembulan yg menemani malamku. Tak ingin kehilangan indah dipagi itu, aku langsung membangunkan para lelaki yg tak beranjak dari sleeping bag-nya. Puas foto-foto, kami langsung sarapan dgn sisa nasi semalam, untungnya nasi masih dalam kondisi baik. Pagi itu, kami bisa melihat jalur nanjak dan berliku untuk ke arah puncak, serta pemandangan alam yg benar-benar indah.


Jam 09.13 WIB. Kami pun melanjutkan perjalanan. Canda tawa saling ejek sana sini menemani perjalanan kami.

POS 5 : HELIPAD (Kawah Gunung Kukusan)
Sampailah kami dititik perbatasan kabupaten. Nanti disini kalian jalan sedikit, ambil ke arah kanan, ada jalan turun yg termasuk curam, disitu ada kawah, sumber belerang dan sumber mata air. Kalian harus jeli untuk membedakan mana air belerang dan mana air jernih. Ambil airnya lumayan jauh, membutuhkan waktu sekitar 30 menit.

PERTIGAAN PUNCAK SYARIF dan KENTENG SONGO
Perjalanan dilanjutkan dgn tanjakan yg terjal tiada ampun. Untung saja Tuhan berbaik hati kepada kami, matahari tak begitu terik saat kami disini. Oiaa, disini kalian akan melewati Jembatan Setan (begitu pendaki lain menyebutnya) dimana jalurnya yg nanjak dan terjal, kanan kiri kalian adalah jurang yg dalam. Pastikan kalian tetap konsentrasi dan mengutamakan kekompakan tim disini. 

Sesampainya dipertigaan ini arah kiri ke Puncak Syarif dan kekanan Puncak Kenteng Songo. Sebenarnya kami ingin sekali mampir ke Puncak Syarif, namun apadaya, kompor kami rusak, kami takut tidak bertemu dgn pendaki lain dan harus segera turun via Selo. Saat melanjutkan perjalanan ke arah Kenteng Songo, kami mendengar teriakan puas pendaki dari ujung sana, kami menduga bahwa mereka telah sampai di puncak Kenteng Songo. Kami segera bergegas ke puncak agar dapat bertemu dgn mereka.

TEBING AHOY
Ya! Aku menyebutnya seperti itu. Kalau kalian sudah menemui tebing ini, itu berarti langkah kalian sedikit lagi sampai puncak Kenteng Songo. Jantungku berdegup amat kencang saat melewatinya. Phobia tinggi ku seakan menguasai seluruh pikiran jernihku. Menarik nafas dalam-dalam, dibantu Abang untuk merayapi tebing ini untuk sampai disisi tebing lainnya. Semakin mengarah ke puncak, semakin terjal jalurnya, namun semakin indah pula panorama yg disuguhkan.

PUNCAK KENTENG SONGO
Jam 13.30 WIB. ALHAMDULILLAH!! Pecah sudah deraian air mata, tak sanggup aku menahan segala kebahagiaan ini. Alhamdulillah, kami berlima sampai di Puncak Kenteng Songo dan bertemu dgn pendaki lain asal Kendal. Kemprot langsung berbincang kepada mereka mengutarakan maksud kami. Mereka bersedia, mereka bilang tenda mereka ada di Sabana 1. Oia, mereka bawa bendera bertuliskan GAPALA 'Galih Pecinta Alam' est. 2002.


Sayang sekali waktu di puncak sedang kabut, hanya pemandangan putih yg kami dapatkan. Puncak Trianggulasi pun juga samar terlihat, baru saja kami berniat ke Trianggulasi, tetesan air dari langit tiba-tiba jatuh menyentuh tubuh. Kami langsung bergegas turun jam 14.10 WIB, takut kalau terjadi badai atau petir di puncak. Jalur turun via Selo yg menurun sekali tanpa pepohonan membuatku lebih berhati-hati saat turun.

WATU LUMPANG via Selo
Jam 14.33 WIB. Kami sampai di plang Watu Lumpang, aku sempatkan foto dong. Ini yg fotoin Kemprot, ga paham juga si Abang ini ikut foto atau gimana, foto badannya cuma setengah 😁. Oiaa, udah terlihat wajah-wajah lapar belum? Jalani saja, pasti sampai kok di Sabana 1, haha udah lapeer.

POS 5 : SABANA 2
Jam 14.53 WIB. Kami sampai di pos 5 via Selo, yaitu Sabana 2. Aah, sedikit lagi sampaaaaiii… Haaaa, berasa segar melihat rumput hijau terhampar bersama ratusan Edelweis yg subur. Meski masih ada kabut yg membayangi, tak menghalangi niat untuk tetap semangat berfoto ria, hahaaa..

POS 4 : SABANA 1
Jam 15.10. Alhamdulillah, sampai juga di Sabana 1 tempat Pendaki asal Kendal itu mendirikan tenda. Meski memiliki 2 sabana, Sabana 1 ini adalah favorit pendaki untuk mendirikan tenda. Pikiranku saat itu adalah cepat-cepat masak terus makan nasi yg pulen ー`). Langsung saja kami bongkar muatan mendirikan tenda daaan masak besar untuk mereka yg bersedia meminjamkan kompor. Tak hanya meminjamkan kompor dan membenahi kompor rusak milik kami. Juga menyodorkan secangkir kopi dgn wangi yg menggugah semangat kami, wangi yg sedari kemarin tak bisa kami rasakan.

Selesai makan, Tuhan kembali memanjakan kami dgn secuil keindahan Merbabu. Sunset!

Hawa dingin dgn sedikit hangat mentari kala itu membuatku terlarut dalam senja. Lupa segala lelah perjalanan tadi. Aahh, memang benar, yg indah itu memang berada ditempat yg tak biasa.

Indah malam pun tak kalah luar biasa. Milky way ratusan bintang menemani guyonan kami. Yaa, karena aku perempuan sendiri, ke-empat lelaki itu mulai ngobrol yg kadang aku tak mengerti. Apa yg ku lakukan? Hanya bisa mendengarkan dan ikut tertawa kalau mereka juga tertawa, haha.

Hari semakin larut, dan kami sudah ‘anteng’ di dalam tenda masing-masing. Kami terlelap tapi tak lama. Sekitar jam 12 malam beberapa dari kami terbangun, riuh sana sini. Bahkan Kemprot dan Hanes mengejar hewan Luwak yg berlalu lalang. Aku juga sempat melihat si Luwak ini masuk flysheet kami, lucu dan gemuk2 gitu.

Bersambung ke PART 3 baca disini dan PART 1 baca disini
Baca disini untuk budget pendakian Merbabu
Video perjalanan Merbabu bisa kalian 'lihat disini' .
.

0 comments:

Post a Comment