27 October 2016

Yuhuuuu, yuuuk facial yuuk..
Kali ini aku bakal share tentang rutinitasku setelah pendakian. Apalagi kalau gak merawat wajah. Wajahku adalah bagian yg paling sensitif diantara yg lain, dgn tipe wajah yg berminyak menjadikan wajahku mudah berjerawat. Apalagi saat mendaki aku tak pernah membawa pembersih wajah, paling suka nebeng sama temen (~‾ ‾)~. Aku justru paling getol merawat wajah saat selesai pendakian. Kalau hari biasa mah jaraaang banget buat facial.


Yang aku gunakan:
1.Cleanser Tea Tree Larissa
2.Masker Naturgo Hello Kitty (peel-off)
3.JAFRA Mud Mask

Caranyaaa :
1.Ambil air hangat (sedikit panas) celupkan kapas, tepuk-tepuk ke seluruh wajah.

2.Bersihkan wajah dgn cleanser, usap dgn kapas.

3.Biasanya kalau masih ada komedo, aku ambilin dulu komedonya pakai alat khusus. Setelah itu gunakan masker Hello Kitty. Masker ini benar-benar ampuh untuk mengangkat komedo dan sel kulit mati. Aku tidak menggunakan masker ini ke seluruh wajah. Aku hanya oleskan dibagian yg berkomedo dan kasar. Tunggu hingga kering lalu lepas masker (tarik dari bawah).

ini komedo & kulit mati yg terangkat

4.Bilas wajah dgn air hingga bersih, terakhir gunakan Jafra mud mask ke seluruh wajah. Masker ijo ini bikin efek adem diwajah. Tunggu hingga kering, bilas dgn air hingga bersih. Selesai.

Tadaaaa, wajah jadi bersih, kenyal dan haluuuuus. Siap mbolang lagiii, hohoo..


Ini review JAFRA MUD MASK bisa baca disini.

24 October 2016

Halaaauu… inilah budget yg aku keluarkan selama pendakian ke Merbabu kemarin. Jadi buat kalian yg bingung mengira-ngira ato hitung-menghitung berapa duit yg harus disiapkan, so check this out! Perhitungan dimulai dari Malang.
Tiket masuknya..
Untuk dana pembangunan di Cuntel..
Karcis bis Surabaya - Solo yg sengaja aku simpan, hehe..

Angkot Lawang – Malang (Arjosari).....................   Rp    4.000,-
Bis Malang (Arjosari) – Surabaya (Bungurasih)....   Rp   14.000,-
Bis Surabaya (Bungurasih) – Solo (Tirtonadi).......   Rp   46.000,-
Bis Solo (Tirtonadi) – Boyolali (Pasar Sapi) ..........   Rp   13.000,- (Patas)
Carter mobil Pasar Sapi – Basecamp Cuntel ...........   Rp   20.000,- (1)
Tiket masuk Merbabu .............................................   Rp   15.000,- (2)
Carter mobil basecamp Selo – Term. Boyolali.......... Rp   50.000,-(3)
Bis Boyolali - Solo (Tirtonadi).................................   Rp     8.000,-
Bis Solo (Tirtonadi) – Surabaya (Bungurasih).........   Rp   46.000,-
Bis Surabaya (Bungurasih) – Malang .......................   Rp   14.000,-
Joinan lauk pauk selama pendakian.........................   Rp   60.000,-(4)
Sarapan di Pasar Sapi..................................................   Rp    7.000,-
TOTAL....................................................................   Rp 297.000,-

Keterangan:
(1) Carter mobil Rp 100.000,- dibagi 5 orang = Rp 20.000,-/org
(2) Tiket masuk disini dihitungnya sekali masuk, bukan per-hari seperti kita ke Semeru.
(3) Carter mobil Rp 250.000,- bisa dibilang mahal, memang jarak basecamp Selo – Terminal Boyolali lumayan jauh sekitar 30 menit saat itu. Itupun Pak Sopir nya ngebut dan bisa dibilang ngawur nyetirnya.
(4) Joinan lauk pauk ini mulai dari beli ransum, beras, cemilan, vitamin, gula, kopi, dll.

Pengeluaran pokok Rp 297.000,- ditambah aku kadang beli cemilan di dalam bis, terus beli es krim pas pulang ke rumah, hehe. Jadi kalau kalian dari Malang mau ke Merbabu, yaa kurang lebih sedia Rp 350.000,-


Jangan lupa tonton videonya yah :


Happy hiking & travelling, Walkers!!

23 October 2016

Tanggal 19 Oktober 2016
Jam 04.40 WIB. Karena susah tidur, aku masih mendengar Hanes, Kemprot dan Abang berbincang diluar tenda, sampai aku mendengar ‘Subhanallah’. Langsung saja aku beranjak dari tenda karena aku tau itu ada kode untuk mengagumi keindahan yg hadir pagi itu. Allahu Akbar!! Lunas sudah pemberianMu Tuhan. Serasa tak pernah merasa lelah dan lapar untuk kami bersedia melihat panorama ini. Andai saja ada DSLR pasti keindahan ini sudah terabadikan dalam foto.

Puas mengabadikan moment, kami sarapan lalu packing.

Persediaan air yg begitu menipis membuat kami memperlakukannya seperti raja. Selain minum, tak boleh ada yg menggunakan air itu. Jam 09.00 WIB kami mulai turun.
Cowok-cowoknya pada cantik gak? hahaa.. Pake acara coba gincu segalaa 😂

POS 3 : BATU TULIS
Jam 09.25 WIB. Kami sampai di pos 3 Watu Tulis. Beristirahat tak lama, kami langsung melanjutkan perjalanan.

POS 2 : PANDEAN – TIKUNGAN MACAN – POS 1 : DOK MALANG
Kami sedikit lambat saat turun, Hanes mengalami cidera, saat turun lututnya berasa ‘nyuut’ gitu katanya. Tak apa, kami juga tak terburu-buru, dgn sabar dan guyonan edan dari kami mengiringi setiap langkah. Karena terlalu asik saat perjalanan, aku sampai lupa untuk tidak berfoto di plang ini. Di Tikungan Macan kami sempat bertemu dgn dua pendaki asal Palembang yg sehabis dari Merbabu, mereka akan melanjutkan perjalanan untuk menjajal Gunung Semeru.

Sempat baca, kalau di Tikungan Macan inilah pendaki sering salah pilih jalur. Pas siang hari/cuaca cerah mungkin gak akan salah, tapi ketika hari mulai gelap/cuaca berkabut tebal tikungan ini perlu diwaspadai. Disini memang ada 2 jalur, satu lurus landai, dan satunya belok ke kanan menurun agak curam. Naah, kalian pilih yg belok ke kanan ini.

Sepanjang perjalanan turun kami disuguhi berbagai spesies yg tinggal disitu, seperti lengkingan Elang, kicauan riuh rendah dari burung Kipasan Ekor Merah, Kutilang, dll. Tikungan demi tikungan kami lalui, hati bersorak saat mata kami melihat atap-atap rumah yg berjajar. Sudah dekaaaat!!

BASECAMP SELO
Jam 12.30 WIB. Alhamdulillah sampai juga kami di 0 Km, basecamp pendakian Merbabu via Selo. Disini banyak sekali basecamp untuk pendaki. Kalian tinggal pilih mau dimana yg sesuai dgn keinginan kalian.

Kami langsung pesan makan dan memesan teh hangat, lalu mandi dgn duingiiinnya air di Selo. Dari basecamp kami carter mobil untuk ke terminal Boyolali dgn tarif Rp 250.000,-. Harga ini sudah harga normal, muat sampai 7 orang.

Dari diterminal Boyolali, kami langsung mencari bis jurusan Solo. Aku juga tak lupa mengirim pesan singkat kepada ayah dan ibu, memberi kabar bahwa aku baik-baik saja dan sedang dalam perjalanan pulang. Sampai Terminal Tirtonadi, Solo, kami langsung berjalan-jalan untuk mencari makan. Mie ayam Solo adalah pilihan kami. Kok ya kebetulan mie ayam ini salah satu mie ayam yg rame. Oiaaa, disekitar terminal banyak banget warung yg menyediakan makanan dari olahan daging RW, rata-rata bertuliskan Rica-Rica Guguk.

Jam 20.40 WIB. Kami bertolak menuju Surabaya menggunakan bis Mira. Astaga dragoooon, nih orang nyetirnya ngawuuuur banget. Untung aja aku minum Antimo, jadi tertidur saat perjalanan, hanya sedikit terbangun saat ada tikungan tajam atau rem mendadak.

Tanggal 20 Oktober 2016
Jam 03.00 WIB, dini hari. Alhamdulillah kami sampai di Terminal Bungurasih. Sembari menunggu Abang di jemput Aris (dari kantor RRI Surabaya), kami lesehan di terminal, sejenak meluruskan kaki. Tepat jam 04.15 WIB, Kemprot, Doni dan aku kembali melanjutkan perjalanan ke arah Malang dgn bis Restu Panda.

Aku terlelap, saat terbangun sudah sampai di Purwosari, dan widiih, aku gak nyangka kalau bis bakal sepenuh ini. Mulai orang kantoran, anak sekolah, anak kuliahan sampai orang biasa rela berdiri memadati Restu Panda ini.

Jam 06.30 WIB. Aku telah menginjakkan kaki di Sumber Waras, lalu segera menelpon ayah untuk menjemputku.

ALHAMDULILLAH. Sukses sudah perjalananku kali ini. BUDAL MULEH SLAMET (pulang pergi selamat) itulah intinya. Keluarga menyambutku, langsung saja aku mandi lalu menyantap sarapan dgn lauk ikan Mujaer asem manis yg telah disiapkan oleh Nenekku tersayang.

Sekian-
PART 1 baca disini dan PART 2 baca disini
Share cost / budget dari Malang ke Gunung Merbabu baca disini
.

Tanggal 18 Oktober 2016
Jam 05.30 WIB. Aku terbangun dari tidur lelapku. Benar-benar lelap hingga tak bermimpi bahkan tak merasa apapun selama tidur. Tendaku mulai terang atas mentari pagi itu. Aku melihat Abang dan Doni masih berada di pulau kapuk, begitu pula dgn Hanes dan Kemprot. Hawa tak terlalu dingin, aku keluar dari tenda memastikan sekitar. Dan… Allahu Akbar. Ditemani hangat mentari pagi, aku bisa menyaksikan langit biru jernih, awan putih dan samar-samar wajah rembulan yg menemani malamku. Tak ingin kehilangan indah dipagi itu, aku langsung membangunkan para lelaki yg tak beranjak dari sleeping bag-nya. Puas foto-foto, kami langsung sarapan dgn sisa nasi semalam, untungnya nasi masih dalam kondisi baik. Pagi itu, kami bisa melihat jalur nanjak dan berliku untuk ke arah puncak, serta pemandangan alam yg benar-benar indah.


Jam 09.13 WIB. Kami pun melanjutkan perjalanan. Canda tawa saling ejek sana sini menemani perjalanan kami.

POS 5 : HELIPAD (Kawah Gunung Kukusan)
Sampailah kami dititik perbatasan kabupaten. Nanti disini kalian jalan sedikit, ambil ke arah kanan, ada jalan turun yg termasuk curam, disitu ada kawah, sumber belerang dan sumber mata air. Kalian harus jeli untuk membedakan mana air belerang dan mana air jernih. Ambil airnya lumayan jauh, membutuhkan waktu sekitar 30 menit.

PERTIGAAN PUNCAK SYARIF dan KENTENG SONGO
Perjalanan dilanjutkan dgn tanjakan yg terjal tiada ampun. Untung saja Tuhan berbaik hati kepada kami, matahari tak begitu terik saat kami disini. Oiaa, disini kalian akan melewati Jembatan Setan (begitu pendaki lain menyebutnya) dimana jalurnya yg nanjak dan terjal, kanan kiri kalian adalah jurang yg dalam. Pastikan kalian tetap konsentrasi dan mengutamakan kekompakan tim disini. 

Sesampainya dipertigaan ini arah kiri ke Puncak Syarif dan kekanan Puncak Kenteng Songo. Sebenarnya kami ingin sekali mampir ke Puncak Syarif, namun apadaya, kompor kami rusak, kami takut tidak bertemu dgn pendaki lain dan harus segera turun via Selo. Saat melanjutkan perjalanan ke arah Kenteng Songo, kami mendengar teriakan puas pendaki dari ujung sana, kami menduga bahwa mereka telah sampai di puncak Kenteng Songo. Kami segera bergegas ke puncak agar dapat bertemu dgn mereka.

TEBING AHOY
Ya! Aku menyebutnya seperti itu. Kalau kalian sudah menemui tebing ini, itu berarti langkah kalian sedikit lagi sampai puncak Kenteng Songo. Jantungku berdegup amat kencang saat melewatinya. Phobia tinggi ku seakan menguasai seluruh pikiran jernihku. Menarik nafas dalam-dalam, dibantu Abang untuk merayapi tebing ini untuk sampai disisi tebing lainnya. Semakin mengarah ke puncak, semakin terjal jalurnya, namun semakin indah pula panorama yg disuguhkan.

PUNCAK KENTENG SONGO
Jam 13.30 WIB. ALHAMDULILLAH!! Pecah sudah deraian air mata, tak sanggup aku menahan segala kebahagiaan ini. Alhamdulillah, kami berlima sampai di Puncak Kenteng Songo dan bertemu dgn pendaki lain asal Kendal. Kemprot langsung berbincang kepada mereka mengutarakan maksud kami. Mereka bersedia, mereka bilang tenda mereka ada di Sabana 1. Oia, mereka bawa bendera bertuliskan GAPALA 'Galih Pecinta Alam' est. 2002.


Sayang sekali waktu di puncak sedang kabut, hanya pemandangan putih yg kami dapatkan. Puncak Trianggulasi pun juga samar terlihat, baru saja kami berniat ke Trianggulasi, tetesan air dari langit tiba-tiba jatuh menyentuh tubuh. Kami langsung bergegas turun jam 14.10 WIB, takut kalau terjadi badai atau petir di puncak. Jalur turun via Selo yg menurun sekali tanpa pepohonan membuatku lebih berhati-hati saat turun.

WATU LUMPANG via Selo
Jam 14.33 WIB. Kami sampai di plang Watu Lumpang, aku sempatkan foto dong. Ini yg fotoin Kemprot, ga paham juga si Abang ini ikut foto atau gimana, foto badannya cuma setengah 😁. Oiaa, udah terlihat wajah-wajah lapar belum? Jalani saja, pasti sampai kok di Sabana 1, haha udah lapeer.

POS 5 : SABANA 2
Jam 14.53 WIB. Kami sampai di pos 5 via Selo, yaitu Sabana 2. Aah, sedikit lagi sampaaaaiii… Haaaa, berasa segar melihat rumput hijau terhampar bersama ratusan Edelweis yg subur. Meski masih ada kabut yg membayangi, tak menghalangi niat untuk tetap semangat berfoto ria, hahaaa..

POS 4 : SABANA 1
Jam 15.10. Alhamdulillah, sampai juga di Sabana 1 tempat Pendaki asal Kendal itu mendirikan tenda. Meski memiliki 2 sabana, Sabana 1 ini adalah favorit pendaki untuk mendirikan tenda. Pikiranku saat itu adalah cepat-cepat masak terus makan nasi yg pulen ー`). Langsung saja kami bongkar muatan mendirikan tenda daaan masak besar untuk mereka yg bersedia meminjamkan kompor. Tak hanya meminjamkan kompor dan membenahi kompor rusak milik kami. Juga menyodorkan secangkir kopi dgn wangi yg menggugah semangat kami, wangi yg sedari kemarin tak bisa kami rasakan.

Selesai makan, Tuhan kembali memanjakan kami dgn secuil keindahan Merbabu. Sunset!

Hawa dingin dgn sedikit hangat mentari kala itu membuatku terlarut dalam senja. Lupa segala lelah perjalanan tadi. Aahh, memang benar, yg indah itu memang berada ditempat yg tak biasa.

Indah malam pun tak kalah luar biasa. Milky way ratusan bintang menemani guyonan kami. Yaa, karena aku perempuan sendiri, ke-empat lelaki itu mulai ngobrol yg kadang aku tak mengerti. Apa yg ku lakukan? Hanya bisa mendengarkan dan ikut tertawa kalau mereka juga tertawa, haha.

Hari semakin larut, dan kami sudah ‘anteng’ di dalam tenda masing-masing. Kami terlelap tapi tak lama. Sekitar jam 12 malam beberapa dari kami terbangun, riuh sana sini. Bahkan Kemprot dan Hanes mengejar hewan Luwak yg berlalu lalang. Aku juga sempat melihat si Luwak ini masuk flysheet kami, lucu dan gemuk2 gitu.

Bersambung ke PART 3 baca disini dan PART 1 baca disini
Baca disini untuk budget pendakian Merbabu
Video perjalanan Merbabu bisa kalian 'lihat disini' .
.

Hualooooo Walkers! Alhamdulillah wa syukurillah, kali ini aku berkesempatan untuk mendaki lagi. Ini adalah pengalaman pertamaku mendaki lintas propinsi, YEY!! Pendakian yang aku idam-idamkan sebelumnya. Soalnya setiap aku mendaki dan bertemu dgn pendaki luar kota, khususnya luar propinsi, aku selalu membayangkan, hmm mereka persiapannya pasti mateng banget, persiapan budget, bahan makanan, harus cari angkutan, rela berjalan demi menghemat uang, dan lain sebagainya, hihii.

Gunung Merbabu adalah gunung api yang bertipe Strato yang terletak secara geografis pada 7,5° LS dan 110,4° BT. Merbabu sendiri berasal dari kata “maharu = meru” (gunung) dan “abu” (abu) yang berarti gunung yang berwarna abu-abu karena pada saat meletus seluruh permukaan tanahnya tertutup oleh material abu vulkanik dan berwarna abu-abu. Secara administratif gunung ini berada di wilayah Kabupaten Magelang di lereng sebelah barat dan Kabupaten Boyolali di lereng sebelah timur dan selatan, Kabupaten Semarang di lereng sebelah utara, Provinsi Jawa Tengah.

Bener banget Walkers, Gunung Merbabu adalah gunung yg aku singgahi kali ini. Kami memutuskan mendaki Gunung Merbabu via Kopeng jalur Cuntel. Bersama Abang dan ketiga teman lainnya, Kemprot, Doni, dan Hanes, persiapan pendakian kali ini juga tak sembarang karena ini pendakian pertama kami diluar propinsi. Jadi kalian jangan kaget kalau cerita di blog ini akan panjang dan terbagi menjadi beberapa bagian (part).

Pemberangkatan kali ini terbagi menjadi 3 titik. Aku, Kemprot, dan Doni berangkat dari Malang ke Surabaya. Abang udah nunggu di Surabaya, dan Hanes berangkat dari Kediri. Kami berangkat hari Minggu malam dari Malang, tau sendiri kan hari Minggu malam arah Surabaya pasti macet dan kami menghabiskan waktu 3 jam perjalanan Malang-Surabaya. Setelah bertemu Abang, sekitar jam 1 dini hari langsung kami cuz naik bis jurusan Solo, bis Sugeng Rahayu. Sedangkan Hanes menunggu di terminal Kertosono. Meski aku gak pernah mabuk darat, gak lupa aku minum antimo (obat mencegah mual/muntah) untuk berjaga-jaga. Bismillah, aku tak lupa berdoa, tau sendiri bis jurusan itu gimana ngebutnya. Daaaannn, syok terapi pun dimulai, Ya Rabbi, itu bis nya ngebuuuut pake banget lah pokoknya. Bikin dag dig dug lah untung saja beberapa saat kemudian aku tertidur.

Tanggal 17 Oktober 2016
Sekitar jam 06.30 pagi, kami sampai di Terminal Tirtonadi, setelah cuci muka, kami langsung mencari bis jurusan Boyolali dan turun di Pasar Sapi. Baru saja turun dari bis sudah banyak yg menawarkan carteran mobil untuk ke basecamp. Oia, kalian jangan lupa untuk mengisi perut di Pasar Sapi ini, didepan tempat ‘ngetem’ bison nanti ada satu warung makan. Pilihannya lengkap kok, mayoritas masakannya pedes terus mbak yg jual juga sinam sam (baca: manis mas), aku jamin pendaki lelaki pasti betah deh makan disini. Untuk kalian yg masih pingin beli cemilan disamping warung ada Indomart.

Setelah sudah lengkap, kami berangkat dari Pasar Sapi jam 08.12 WIB menuju basecamp Cuntel. Sesampainya disana kami disambut dgn ramah. Masuklah kami di basecamp, kami mandi dan bongkar muatan agar sama rata, seperti membagi Konserven / Ransum TNI seberat 1,7kg misalnya. Airnyaaaa, bikiiiiin bbbrrrrr… 

Untuk biaya perjalanan kalian baca disini ya.. SHARECOST PENDAKIAN MERBABU.

BASECAMP CUNTEL
Kami membeli tiket masuk dan disini penjaga/ranger akan memberikan peta jalur Cuntel menjelaskan titik-titik sumber air dan selalu mengingatkan MENGUTAMAKAN KESELAMATAN dan KEKOMPAKAN TIM. Jam 11.00 siang, Bismillah, Al-Fathihah, kami memulai pendakian. Jalan pertama jalan semen cor yg sedikit demi sedikit mulai menanjak, setelah kurang lebih 15 menit berjalan, baru lah tanah yg kami pijak dan langsung dihantam nanjak. Kami pikir ‘oh mungkin habis ini ada bonus’ eeehh, tapi emang luangsung nanjak Walkers. Kata ‘bonus’ adalah kata yg kami gunakan untuk menyebut jalan yg landai.

POS BAYANGAN 1
Sampai di pos ini kami sayup-sayup mendengar adzan Dhuhur. Pos nya bagus, bangunan ber-porselen gitu, jadi adem. Adzan selesai berkumandang kami melanjutkan perjalanan yg semakin menanjak.

POS BAYANGAN 2
Jam 12.36 WIB kami sampai disini. Pos ini berbentuk bangunan kayu beda dari pos bayangan 1, kami melepas lelah, nyemil jajanan yg kami bawa. Naah, lucunya, mulai dari perbatasan jalan semen dan jalan tanah tadi, kami di ikuti hewan sejenis tawon, anehnya mereka ini mengerubuti daerah pantat, wkwk.

POS 1 : WATU PUTUT
Jam 13.20 WIB. Aku sedikit bingung, lah pos bayangan 1 & 2 ada bangunannya, di pos 1 ini cuma ada plang tulisan aja.

POS 2 : KEDOKAN
Jam 14.25 WIB. Di pos ini kami beristirahat lumayan lama sembari menunaikan sholat dhuhur. Tempatnya teduh, banyak akar pohon yg merajut hingga dapat digunakan untuk tempat duduk.

POS 3 : KERGO PASAR
Jam 15.55 WIB. Pos ini merupakan tanah lapang dengan rumput hijaunya, ini yg menjadikan pos 3 ini sebagai camp ground. Kami langsung bergelimpangan mencari tempat bersandar. Pas disini mulai berkabut, namun hanya sesaat hingga Tuhan membuka sedikit langit biruNya untuk menyampaikan kepada kami bahwa alam Indonesia itu indah. Kami bisa melihat gagahnya gunung lain seperti Gunung Ungaran, Gunung Telomoyo, lalu si gunung kembar Gunung Sindoro Sumbing dan paling jauh terlihat Gunung Lawu. Langit biru dgn awan putihnya membuatku tak sanggup terlelap. Abang, Hanes dan Doni terlelap karena lelah hingga gerimis membangunkan mereka. Dari pos 3, kami dapat melihat jalan menuju pos 4 yg berliku dan menanjak. Perut yg lapar ditambah gerimis hampir mematahkan semangat kami untuk melanjutkan perjalanan.

POS 4 : PEMANCAR
Dinamakan Pos Pemancar karena memang memiliki pemancar yg sudah tidak berfungsi. Pernah denger bahwa ini adalah pemancar yg didirikan oleh TNI. Perjalanan menuju pos 4 ini benar-benar menguras tenaga. Jalan yg menanjak ditambah hari mulai gelap membuat kami berhenti ditengah jalan untuk memakai headlamp dan berkumpul mengisyaratkan agar kami berjalan berdampingan dan tidak berjarak jauh satu sama lain. Aah, disini sempat berseteru sama Abang. Kelemahanku dimana perut sudah disko, emosi kurang terkontrol. Kalo ditanya Abang, pasti jawabku ketus, sembari jalan perlahan meninggalkannya.

Matahari perlahan singgah diperaduannya, membawa petang dilangit malam. Hawa dingin mulai merayapi tubuh lelahku. Jeduk! Lututku membentur tanah lembab ini, di satu titik aku terpeleset karena jalan yg nanjak dan aku kurang konsetrasi. Hmm, semakin membuatku bergegas sampai di pos 4. Aku menguatkan diri, berbicara dalam diri untuk terus berjalan karena pos 4 sedikit lagi.

Jam 18.10 WIB. Alhamdulillah akhirnya sampai juga di pos ini. Segeralah kami bongkar muatan dan mendirikan 2 tenda kami yg saling berhadapan lalu ditutup flysheet jaga-jaga kalau hujan. Dilanjutkan dengan masak nasi, mengeluarkan ransum, dan membuat susu, kami membagi tugas. Tentu saja tugas menata isi tenda adalah tugasku. Di pos ini, kami disuguhkan pemandangan Moon Rise, melihat secara perlahan bulan memberikan sinarnya. Alhamdulillah, Padang Mbulan. Terlihat juga lampu kota berjajar rapi menambah keindahan malam itu.

Ditengah jam saat memasak nasi, petaka dimulai! Kompor satu-satunya bermasalah. Sebenarnya ada satu lagi teman Abang, Gepeng namanya (yg dulu ikut pendakian Semeru) yg ikut join. Dia ini bertugas membawa kompor kerennya dia, namun ditengah perjalanan hampir masuk Boyolali, Gepeng ditelpon keluarga bahwa ada saudara yg meninggal, dia pun segera menghubungi kami yg saat itu berada di bis arah Boyolali dan segera berbalik arah. Di basecamp Cuntel pun kami sudah bertanya apa ada tempat yg menyediakan kompor, biar kami beli, namun nihil. Bau plastik terbakar menyeruak bersama harumnya nasi kami. Lalu kompor seperti meleduk tapi dalam skala kecil kecil seperti gas bocor. Segala upaya kami kerahkan untuk menyelamatkan nasi kami yg baru ¾ matang. Hanes membuat bakaran dari kayu, tapi juga tidak berhasil sepenuhnya. Sebagian besar kayu dalam kondisi basah. Doni dan Kemprot utak atik kompor agar bisa digunakan kembali, tapi apa daya, sudah tak bisa digunakan.

Jam sudah menunjukkan pukul 20.20 WIB. Kami langsung saja makan apapun yg tersedia. Ya! Dgn nasi yg masih berasa ada beras-berasnya kami berkumpul memakan sebagian nasi kami, sebagian sisanya untuk besok pagi. Kami tertolong dgn membawa ransum sebagai lauk kami jadi tak perlu repot masak lauk. Selesai makan kami berunding dan memutuskan ‘besok setelah sarapan kami akan langsung cuz summit dan berharap bertemu dgn pendaki lain untuk meminjam kompor. Apabila tidak menemukan pinjaman kompor, maka besok juga setelah summit kami akan langsung turun via Selo.’ Hal ini sempat membuatku bertanya dalam diri ‘Apa sanggup langsung turun? Ah, sudahlah, besok ya besok’. Setelah itu kami terlelap, Hanes dan Kemprot di tenda Nature Hike isi 2, Doni, Abang, dan aku di tenda Consina isi 4.

Bersambung ke PART 2 baca disini
.

15 October 2016

Walkers! Hai haiiii, alohaa... Senang bisa berjumpa lagi dengan kalian :) Eh tau gak lipstik apa yg lagi NGUEEHIIITTS BANGET (baca: nge.hits) kali ini? Gak tau nih? Aaah, masak gak tau? Itu loooh lipstiknya artis hollywood yg bibirnya sekseh (baca: sexy). Yapz, benar! Lipstick Kylie Lip Kit by Kylie Jenner. Lipstik ini BOOMING banget deh akhir-akhir ini, apalagi di instagram. Bujubuneng lihat di 'pencarian' instagram tuh pasti muncul sesosok lipstik hits ini.

Saking seringnya lipstik ini muncul, penasaran juga akhirnya. Cek markicek ketemu deh website resmi lipstik ini https://www.kyliecosmetics.com/ . Lipstik ini dijual dalam dua varian MATTE LIP KITS dan MATTE SINGLE.

MATTE LIP KITS : Lipstik nya sih sama aja, cuma Matte lip kits ini terdiri dari dari Lipstik matte + lip liner. Dijual di web resmi USD 29 kurang lebih sekitar Rp 377.000,- (USD 1 = Rp 13.000,-). Dijual di Indonesia sekitar 800 ribuan. Wiiiihh mahaal..



MATTE SINGLE : Sedangkan Matte single ini ya cuma dapat lipstik nya aja. Dijual di web resmi USD 17 kurang lebih sekitar Rp 221.000,-. Dijual di Indonesia sekitar 500 ribuan. Masiih mahal..

Nah, ternyata si Kylie ini sudah banyak beredar FAKE -nya alias produk palsu yg katanya ORI SINGAPORE dengan harga 60-90 ribu untuk lip kit dan harga 20-50 ribu untuk lipstik aja. Aku cari di google dan baca di Dailymail.com bahwa 'Spatz Laboratories in Oxnard, California manufactures the make-up for Kylie Cosmetics, as well as other brands' yg artinya 'Spatz Laboratories di Oxnard, California memproduksi make-up untuk Kylie Kosmetik, seperti merek lainnya'. Hellooooo.. yg namanya ORIGINAL ya buatan USA sana, gak ada tuh Ori Singapore. Dan coba pakai logika, website resmi aja jual sekitar 377 ribu, masak di Indonesia di jual cuma 90 ribu. Jadi jangan ngotot kalau ori singapore itu adalah asli yah.

Nah, karena aku penasaran dan gak mungkin beli lipstik yg ori USA, jadilah aku review yg ori singapore alias fake alias palsu, hanya lipstik nya saja.

PRICE
Aku beli dengan harga Rp 20.000,-/pc. Kalau beli selusin Rp 170.000,-.

SHADE
Aku beli shade DOLCE K dan adikku beli shade MARY JO K


PACKAGE
Dikemas seperti liquid lipstik pada umumnya, dengan slim box yg pas untuk lipstik ini. Diatas box nya ada nama shade lipstik ini.


TEXTURE
Warna yang dihasilkan matte sesuai dengan apa yg di-booming-kan. Pas di swatch, texture nya aku berasa sama aja kayak LA Pout Matte Color , Nabi Matte Lipstick atau Wardah Matte Liquid Lipstick. Malah yg bikin bingung adalah AROMAnya. Biasanya lipstik palsu alias KW bau nya lebih menyengat daripada yang asli. Aku lihat youtoube kalau Kylie palsu baunya menyengat. Lah yang aku beli ini wanginya SOFT banget dan ada wangi VANILLA mirip cup cake di bakery. Lebih soft daripada liquid lipstik yg aku sebut. Tapi yaudah lah, yg aku review ini tetep yg palsu, haha..

ini swatch 1X ditangan

Ini dia penampakannyaaa.. .. ..


Dolce K ini warnanya coklat pink gitu, cakep banget dah. Aku suka banget warna yg kayak gini.

Warna merah Mary Jo ini cuetaaar banget. Merah membara, sedikit maroon gitu. Cocok buat kalian yg kekinian dgn style gincu cetar.

Lipstik ini awet bangeeet nget. Ilangnya menggunakan baby oil atau sesuatu yg oil-based. Pas aku pakai yg Dolce sedikit cracky dibibir, kalau yg Mary Jo aman aja kok. Dan menurut para youtuber lokal maupun bule, mereka bilang Kylie Lip Kit Ori dan KW hampir gak ada bedanya. Saat di swacth hasilnya 11:12.

Untuk review Kylie Lip Kit Dolce K Original kalian bisa cek klik disini

Mary Jo K Original klik disini

Lihat review nya kakak ini, jadi pengen punya shade Ginger klik disini deh. Nih, aku sertain juga foto lipstik Kylie yg beredar di google.


Aku beli ini cuma untuk review aja ya BUKAN untuk pemakaian sehari-hari, tetep aja TAKUT pakai barang palsu. Dan review ini juga ingetin ke kalian ORI SINGAPORE = FAKE = PALSU. Jangan sampai kalian tertipu ya, bayar 100-200ribu tapi dapatnya yg palsu. Sayang kan uangnya.. >cmiw<


Categories

Blog Archive

Instagram

Popular Posts

Viewers