28 January 2020

Hai Walkers!
Akhirnya yang ditunggu-tunggu launching juga, hehe. Yaps, kali ini aku akan sedikit menceritakan pengalaman persalinanku.


Kehamilanku sudah memasuki minggu ke 40 dimana usia tersebut bayi dalam tahap matang dan siap dilahirkan. Tapiii semakin menuju HPL, nggak ada tanda-tanda yang signifikan. Hanya kontraksi palsu yang tak berlangsung lama.

Rabu, 11.00 pm
Kontraksi sampe kerasa ke punggung, disitu aq olah nafas, kontraksinya hilang. Jam 11.30 malem kontraksi lagi dan ada suara 'tus' kayak balon meletus, ketubanku pecah yang langsung ambyar. Langsung ke RS, di cek baru bukaan 1.

Kamis, 6.00 am
Bidan datang di cek masih bukaan 1. Terus aq yoga ringan sesuai anjuran instruktur yoga, di cek lagi sudah bukaan 3. Aku sudah semangat sekali untuk normal, tapi disitu ketuban sudah mepet dan hampir habis. Diobservasi sama dokter detak jantung janin (DJJ) mulai menurun, hampir menunjukkan gawat janin. Aku nggak boleh induksi karna ketuban mepet, jadi pilihan terakhir SC.

Rasanya nano-nano. Ya seneng karena mau ketemu baby, tapi ya remuk redam sedih nelangsa kenapa harus SC.

Kamis, 4.00 pm
Observasi terakhir, sebernernya disini ada cek dalam (VT) tapi aku nggak mau karena aku nggak merasakan ada bukaan. Dan memang harus SC demi keselamatan baby. Mulailah tes suntik (untuk mengetahui alergi).

Kamis,  5.00 pm
Mulai ganti baju, pencukuran bulu pubis dan dipasang kateter.

Kamis, 06.00 pm
Otewe ruang operasi. Sampai di satu ruangan persis sebelum ruang operasi, datanglah dua dokter dengan nurse cap (penutup kepala), baju hijau, masker, yaaaaa segaram khas ruang operasi gitu lah. Salah satu dokter bilang :
• Gak boleh tegang, santai aja.
• Setelah operasi makan harus banyak, makan daging, telor, ayam, susu, dll, gak boleh 'tarak' biar cepet pulih.

Selanjutnya masuk ruang operasi yang lumayan dingin. Aku disuruh duduk untuk bius lokal, kata temen-temen yang sudah pernah SC, katanya rasanya sakit. Tapi aku berasa kayak kesetrum raket nyamuk gaes, haha. Kemudian berbaring lagi, tangan telentang untuk dipasang beberapa alat di lengan dan ujung jari. Kurang lebih 10 menit kemudian, Dokter Obgyn datang. Si Dokter ini bilang : 'Berdoa ya, Bu' daaaaan operasi pun dimulai.

Oeeek oeek...
Tepat pukul 6.32 pm, Baby Oliv lahir dengan sehat sempurna tidak kurang satu apapun. Nangisnya keras banget, aku sampe kaget, haha. Pertama kali denger tangisnya tuh terharu banget, pengen nangis. Ya Allah, aku sudah jadi Ibu.

Setelah dibersihkan dan dibedong, Baby Oliv dikasihkan ke aku. Aku cium pipi tembemnya. Masih inget banget, warna kulitnya masih pink putih kayak gimana gitu. Masih ada aroma sedikit amis khas air ketuban, hehe. Operasi pun selesai, lalu aku pindah ruangan dan langsung IMD. Nah habis IMD itu baru sadar kalau mata sebelah kanan agak bengkak. Takutnya indikasi alergi salah satu obat bius/infus/obat yang diberikan.

Jum'at, 7.00 am
Ada perawat datang membilas badanku, mengajarkan miring kanan kiri, disitu aku mulai merasakan sedikit nyeri tapi masih woles. Aku lupa kapan perawat melepas infus dan selang kateter. Mata kananku juga sudah gak bengkak, Alhamdulillah sudah normal lagi. Oh ya, telapak tanganku yang di infus sempet bengkak tapi kata perawat gakpapa cukup kompres air hangat, nanti kempes sendiri.

Jum'at, 4.30 pm
Perawat datang, aku diajarkan duduk, berdiri dan jalan. Pas duduk, wadaaaawww rasanyaaaaa wagelaseh dah, haha 😂

Sabtu, 10.30 am
Sebenarnya hari Sabtu siang aku sudah boleh pulang tapi karena aku parno takut kenapa-kenapa, jadilah aku nambah satu hari 😁

Minggu 10.30 am
Welcome home, Oliv! 😘
Akhirnya bisa pulang ke rumah, yey! Dan untuk diriku, selamat meng-ASI-hi dan menjalani hari-hari sebagai seorang Ibu.

Jadiiiii ternyata operasi SC itu nggak menyeramkan seperti perkiraanku gaes, haha. Alhamdulillah setelah 2 bulan berlalu, jahitan luar sudah bagus, tinggal pemulihan jahitan dalamnya, hehe. Tetep semangat!

Terima kasih sudah membaca, semoga bermanfaat 😊




0 comments:

Post a Comment

Categories

Blog Archive

Instagram

Popular Posts

Viewers